Minggu, Juli 15, 2007

I Believe My HEART…………………………..!!!!!

I believe My heart, mungkin sebuah ungkapan yang sangat sederhana, namun demikian mengandung sebuah energi yang luar biasa untuk semakin menguatkan motivku dan menguatkan rasa percaya diriku, bahwa segala keputusan yang lahir dari bibirku yang sama sekali tidak sensual, adalah sebuah sabda yang tidak akan mungkin ditarik kembali, termasuk………………… Menyukaimu!!!

Seberapa pantaskah kau untuk kutunggu,cukup indahkah dirimu untuk selalu kunantikan……(Sheila on 7(seberapa pantas)…
Hal inikah yang menjadi keluhanmu, beban fikiranmu, mengisi ruang – ruang hibernasimu, yang dapat membuatmu bermeditasi dalam kebingungan……???
Oh tidakkk!!! Don’t have told it…..its dehumanisasi
Manusia siapapun itu, bagaimanapun dia, dan seperti apapun itu, di depan TUHAN sama….bahkan mungkin derajat kemiskinan dan ketertindasan lebih mulia di hadapanNya…
Kamu akan membuatku merasa bersalah sekali, dan membuatku berfikiran, mungkin akulah sebenarnya yang tidak pantas untukmu…

Makassar 30 november 2005

With song, i believe my heart,antara aku kau dan bekas pacarmu(bang iwan fals), hebat(tangga).

Minggu, Juli 08, 2007

Buah karya terindah, kenangan bersama almarhumah

Salam pembebasan kawan bagi yang merasa kawan di sudut koridor, di bawah pohon, sedang berdiskusi ditempat parkir, kawan yang sedang menikmati secangkir kopi di Mace-mace.

Disebuah desa hiduplah keluarga yang sangat miskin . Setiap hari kerjanya hanya mencari kayu bakar di hutan . Hai kawan semua pilihlah saya untuk membawa saudara-saudara kegerbang impian yaitu pencapaian sebagai manusia yang seutuhnya baik lahiriah maupun batiniah. Cita-cita ini akan dapat terwujud bila saudara-saudara membantu saya .



Hari kemarin adalah kenangan , hari ini adalah kenyataan, hari esok adalah tantangan maka hadapilah dengan ketegaran hati. Yakinlah bahwa kau adalah yang terbaik karena keyakinan akan sesuatu adalah suatu kebenaran. Bangkitlah demi asa yang tertunda dan kau akan dapatkan kunci gerbang impian.Hatiku tak mampu menolak ketika ia datang memasuki ruang sempit dalam kalbuku. Kuingin ini hanya sebuah bunga tidur yang datang namun tak berarti, namun mengapa ia terasa semakin nyata dan tak mampu untuk kuhapus. Kuakui aku munafik bila tak mengakui kalau rasa itu sebenarnya ada dan kurasa.

Cinta sejati akan teruji oleh putaran waktu dan rentangan jarak yang memisahkan kita. Perasaan sekalipun takkan pernah didustai oleh cinta sejati. Bila kita merasakan mengapa mesti mengingkari apa yang telah dirasakan. Maka bersatulah atas nama cinta dan cinta akan menjadi suatu kesempurnaan.

Ada tirani yang membelenggu kuasamu, ada asa yang ingin terwujud sebuah kunci pintu belenggu


Alm.Tuty sweet

Jangan panggil aku mahasiswa (sebuah roh pengkaderan)

Hari ini kondisi kekinian yang semakin memprihatinkan, buruh di PHK dan dilgitimasi dengan UU Perburuhan, Petani dirampas tanahnya dan dilegitimasi dengan UU Pertanahan, kaum miskin kota, digusur dilegitimasi dengan UU perampasan tanah, dan mahasiswa yang saat ini sedang meringis ketakutan menunggu datangnya UU BHP yang melegitimasi kenaikan SPP dan swastanisasi kampus, dan mahasiswa hanya bisa DIAM, dan melakukan perlawanan – perlawanan kecil, yang dianggap tidak berarti apa – apa oleh Birokrasi kampus, hal ini disebabkan karena mahasiswa, bahkan hingga saat ini terjebak dalam tembok – tembok elitisme, ekslusivisme dan arogansi keilmuannya, beronani intelektual hingga mulutnya berbusa, dan tidak mau menyatu, bahu membahu dengan massa rakyat yang mempunyai pola kasus yang sama, untuk melawan neoliberalisme (penjajahan gaya baru secara ekonomi politik), terhadap negara,


Nah, pengkaderan sebagai sebuah metode doktrinas dan sekaligus ruang demokrasi yang masih disediakan oleh birokrasi kampus, dimana mau tidak mau akan mempengaruhi kesadaran mahsiswa baru sebab pengkaderan tidak ada yang objektif,(klaim kebenaran ada pada sang pengkader). Merupakan momentum yang tepat untuk menyuntikkan, tidak hanya nilai moral, akademik, tetapi juga semagat juang (militansi) perlawanan terhadap ketidak dilan, mahasiswa harus sadar bahwa saat ini mereka sedang terhegemoni(lupa bahwa mereka sedang dipersiapkan untuk semakin memperpanjang barisan pengangguran).

Kenapa ruh pengkaderan, ”JANGAN PANGGIL AKU MAHASISWA, CUKUP SUDAH JADI BANGSA KULI BANGKIT JADI BANGSA MANDIRI”, tidak lain adalah upaya untuk menanamkan nilai nilai tersebut diatas (Moral, Akademik dan militansi juang). Bukan bermaksud merendahkan diri kita sebagai mahasiswa, atau mejatuhkan martabat dan reputasi kita(bagi kita yang masih selalu mau dianggap...), tetapi tidak lain hanyalah sebuah bentuk pencerahan, bahwa kita tak bisa berjuang sendiri, kita harus bersatu dengan masyarakat yang punya kepentingan sama, bahwa mahasiswa harus punya kepekaan dan tanggung jawab sosial, dan belajar dari sejarah, bahwa kegagalan gerakan mahsiswa tidak lain adalah karena tidak bersatu dengan massa rakyat tertindas.

Senin, Juli 02, 2007

MY POEM

SAJAK SUARA
sesungguhnya suara itu tak bisa diredam
mulut bisa dibungkam
namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang
dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku
suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
di sana bersemayam kemerdekaan
apabila engkau memaksa diam
aku siapkan untukmu: pemberontakan!
sesungguhnya suara itu bukan perampok
yang ingin merayah hartamu
ia ingin bicara
mengapa kau kokang senjata
dan gemetar ketika suara-suara itu
menuntut keadilan?
sesungguhnya suara itu akan menjadi kata
ialah yang mengajari aku bertanya
dan pada akhirnya tidak bisa tidak
engkau harus menjawabnya
apabila engkau tetap bertahan
aku akan memburumu seperti kutukan

POTRET MANUSIA


WIJI TUKUL SANG LEGENDARIS PUISI

Peringatan (setelah direvisi)jika rakyat pergi

ketika penguasa pidato

kita harus hati-hati

barangkali mereka putus asa

kalau rakyat sembunyi

dan berbisik-bisik

ketika membicarakan masalahnya sendiri

penguasa harus waspada dan belajar mendengar

bila rakyat tidak berani mengeluh

itu artinya sudah gawat

dan bila omongan penguasa

tidak boleh dibantah

kebenaran pasti terancam

apabila usul ditolak tanpa ditimbang

suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan

dituduh subversif dan mengganggu keamanan

maka hanya ada satu kata: lawan!



Solo, 1986

Minggu, Juli 01, 2007

SELINTAS ABOUT WIDJI TUKUL

Wiji Thukul,





seorang anak muda yang menurut Arief Budiman (1994) mirip pedagang asongan, mengambil jalan lain.


Ia menulis puisi yang bisa dimengerti oleh teman-temannya sendiri, menulis tentang kenyataan hidupnya sendiri.




Ia pun membacakan puisinya ke kampung-kampung hingga ke kampus-kampus di dalam dan luar negeri. Dan, akhirnya kita lihat bahwa di tangan penyair, fakta sosial bisa menjadi kekuatan yang sangat luar biasa.


Jika Udin membongkar fakta money politics Bupati Bantul, Yogyakarta, dengan kepekaan jurnalistiknya, jika Munir lantang menyuarakan anti-kekerasan dengan kepekaan kemanusiaannya, Wiji Thukul mengungkap fakta ketimpangan sosial dengan kepekaan kepenyairannya. Ketiganya sama-sama mengungkap fakta, sama berartinya bagi kemanusiaan, dan ketiganya sama-sama dilenyapkan. Sekali berarti, sudah itu mati, kata Chairil Anwar.


Namun, kata-kata sang penyair seperti memiliki sejarah hidup yang berbeda dengan penyairnya.



HANYA ADA SATU KATA: LAWAN!.

my favorit