Minggu, Juli 08, 2007

Jangan panggil aku mahasiswa (sebuah roh pengkaderan)

Hari ini kondisi kekinian yang semakin memprihatinkan, buruh di PHK dan dilgitimasi dengan UU Perburuhan, Petani dirampas tanahnya dan dilegitimasi dengan UU Pertanahan, kaum miskin kota, digusur dilegitimasi dengan UU perampasan tanah, dan mahasiswa yang saat ini sedang meringis ketakutan menunggu datangnya UU BHP yang melegitimasi kenaikan SPP dan swastanisasi kampus, dan mahasiswa hanya bisa DIAM, dan melakukan perlawanan – perlawanan kecil, yang dianggap tidak berarti apa – apa oleh Birokrasi kampus, hal ini disebabkan karena mahasiswa, bahkan hingga saat ini terjebak dalam tembok – tembok elitisme, ekslusivisme dan arogansi keilmuannya, beronani intelektual hingga mulutnya berbusa, dan tidak mau menyatu, bahu membahu dengan massa rakyat yang mempunyai pola kasus yang sama, untuk melawan neoliberalisme (penjajahan gaya baru secara ekonomi politik), terhadap negara,


Nah, pengkaderan sebagai sebuah metode doktrinas dan sekaligus ruang demokrasi yang masih disediakan oleh birokrasi kampus, dimana mau tidak mau akan mempengaruhi kesadaran mahsiswa baru sebab pengkaderan tidak ada yang objektif,(klaim kebenaran ada pada sang pengkader). Merupakan momentum yang tepat untuk menyuntikkan, tidak hanya nilai moral, akademik, tetapi juga semagat juang (militansi) perlawanan terhadap ketidak dilan, mahasiswa harus sadar bahwa saat ini mereka sedang terhegemoni(lupa bahwa mereka sedang dipersiapkan untuk semakin memperpanjang barisan pengangguran).

Kenapa ruh pengkaderan, ”JANGAN PANGGIL AKU MAHASISWA, CUKUP SUDAH JADI BANGSA KULI BANGKIT JADI BANGSA MANDIRI”, tidak lain adalah upaya untuk menanamkan nilai nilai tersebut diatas (Moral, Akademik dan militansi juang). Bukan bermaksud merendahkan diri kita sebagai mahasiswa, atau mejatuhkan martabat dan reputasi kita(bagi kita yang masih selalu mau dianggap...), tetapi tidak lain hanyalah sebuah bentuk pencerahan, bahwa kita tak bisa berjuang sendiri, kita harus bersatu dengan masyarakat yang punya kepentingan sama, bahwa mahasiswa harus punya kepekaan dan tanggung jawab sosial, dan belajar dari sejarah, bahwa kegagalan gerakan mahsiswa tidak lain adalah karena tidak bersatu dengan massa rakyat tertindas.

Tidak ada komentar:

my favorit